Selasa, 05 April 2011

Sejarah tentang Gereja Katedral dan Keindahannya

                 Berhubungan saya orang Nasrani tapi tidak Gereja di gereja Katedral, tapi gereja di tempat lain, maka saya hanya bisa menyimpulkan gereja tersebut dari beberapa sumber melalui web. Walaupun sebenarnya saya bisa gereja di sana, dan masalah jarak juga yang tidak dapat membuat saya melihat situasi keadaan gereja tersebut secara langsung.
            Agar lebih mudah kita membayangkan salah satu gereja tersebut, maka saya mengambil contoh dari gereja Katedral yang ada di Jakarta, bangunan besar nan kukuh berdiri megah berada di sekitar Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, ini selalu menarik perhatian. Bangunan itu persis berhadapan dengan Masjid Istiqlal, Jakarta.
Gedung gereja ini diresmikan pada 1901 dan dibangun dengan arsitektur menggunakan gaya yang berkembang pada masa dimana gereja ini dibangun dari Eropa. Inilah gereja katolik utama yang menjadi salah satu ikon Jakarta, dan menjadi wisata religi yang harus di kujungi. Gereja Katedral atau dikenal juga dengan De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming atau Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga. Menara putih terbuat dari baja menjulang ke angkasa.
 
Gereja yang sekarang ini dirancang dan dimulai oleh PastorAntonius Dijkmans dan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Provicaris Carolus Wenneker. Pekerjaan ini kemudian dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit ketika Dijkmans tidak bisa melanjutkannya, dan kemudian diresmikan dan diberkati pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, SJ, Vikaris Apostolik Jakarta. Gereja yang sudah berdiri lebih dari 100 tahun ini bentuk dasarnya merupakan salib sepanjang 60 meter, lebar bagian utama 10 meter ditambah 5 meter disetiap sisinya (aisle).
 
Keindahan bangunan ibadah ini semakin terasa dengan langit-langit yang dibuat melengkung dari kayu jati berwarna cokelat mengkilap. Kesan agung dan sakral semakin terasa ketika menginjakkan kaki di pintu masuk. Ditempat ini, terdapat batu pualam putih yang menempel di dinding, yang bertuliskan Marius Hulswit architectus erexit me 1899-1901, yang berarti "aku didirikan oleh arsitek Marius Hulswit pada 1899-1901". Menara-menara yang dibangun pada Gereja Katedral ini memiliki nama masing-masing. Dua menara setinggi 60 meter tersebut bernama Menara Benteng Daud dan Menara Gading. Dan ditengaj dua menara tersebut ada sebuah menara ditengah-tengah atap setinggi 45 meter yang bernama Menara Angelus Dei. Ketiga menara tersebut apabila dipandang dari segi keindahan seolah kurang cocok dengan bangunan yang bergaya Neo Gothic, namun justru dari ketiga menara tersebutlah Gereja Katedral ini memiliki ciri khas tersendiri dan menjadi lebih mudah dikenal oleh masyarakat luas sebab di dalam dua menara itu terdapat lonceng yang sudah berumur ratusan tahun.
 
           Pada tahun 1988 dilakukan perbaikan kerusakan-kerusakan dan membersihkan lumut serta pengecatan ulang. Disamping itu juga dibangun gedung Pastoran dan gedung pertemuan yang baru dibagian belakang gereja.Pada 13 Agustus 1988, purnakarya pemugaran gereja Katedral diresmikan oleh Bapak Soepardjo Roestam. Pada saat itu, beliau menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat R.I yang hadir mewakili Presiden Soeharto.