Senin, 07 Maret 2011

PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR



IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar    
-  Mengenal lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang sebelumnya lebih dikenal           luarnya saja
-  Mengenal perilaku diri sendiri maupun orang lain
-  Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup
-  Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia
-  Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.
Melihat dari kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :
Manusia dan cinta kasih
1.                  Manusia dan Keindahan
2.                  Manusia dan Penderitaan
3.                  Manusia dan Keadilan
4.                  Manusia dan Pandangan hidup
5.                  Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
6.                  Manusia dan kegelisahan
7.                  Manusia dan harapan

Pengertian Budaya



Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.


Penyebab Perubahan Kebudayaan
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.

Manusia dan Cinta Kasih




cinta kasih dapat di artikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang di sertai dengan menaruh belas kasihan. Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat umat dengan Tuhan-Nya agar manusia dapat menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahnya dan berpegang teguh pada Sang Pencipta.
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang sempurna karena mereka diberi nikmat yang besar berupa akal. Dengan akal manusia dapat berfikir lebih baik dalam mengambil sikap. Selain itu manusia disebut juga sebagai makhluk sosial. Oleh karena mereka tidak dapat hidup sendiri dikarenakan adanya saling membutuhkan satu sama lain.
Manusia, bumi dan makhluk ciptaan Allah lainnya di alam semesta adalah suatu ekosistem yang kesinambungannya amat tergantung pada moralitas manusia sebagai khalifah di bumi. Hal ini menegaskan bahwa manusia sebagai penguasa dibumi. Namun manusia tidak boleh semaunya menguasai bumi karena Allah memberikan amanah kepada manusia untuk mengelolah bumi dengan segenap rasa tanggung jawab. Manusia merupakan makhluk sosial. Dan akan selalu saling membutuhkan satu sama lain. Manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan hewan, manusia dengan tumbuhan, serta manusia dengan bumi.

Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami atau istri atau anak-anak yang telah dewasa, melainkan bayi yang masih merahpun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Bayi yang masih merah telah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah ibunya. Bagaimana sikap ibunya memegang/menggendong telah dikenalnya. Hal ini karena sang bayi telah mempunyai kepribadian.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubunganyang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara
timbal balik antara orang tua dan anak.



Etika penulisan di Internet



Banyak orang yaneg menulis sesuatu di internet, entah itu dia menulis di web, blog, atau dimanapun yang berhubungan dengan tulisan-tulisan yang ada di internet. Tapi banyak orang yg tidak mengetahui atau sengaja menulis sesuatu yang tidak layak dibaca orang, sperti etika penulisan yang mereka tulis.Sebagai orang yang sering memanfaatkan internet untuk keperluaan sehari-hari sebaiknya kita membaca undang-undang transaksi elektronis yang telah disyahkan pada tahun 2008.

Ada beberapa poin yang harus di perhatikan dalam menulis di internet di antaranya adalah :
 Bila kita menulis tidak boleh mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, Antar-     golongan).
• Kata yang kita sampaikan tidak boleh kasar atau dapat menyinggung perasaan seseorang.
• Kalimat yang kita buat harus sesuai dengan EYD.
• Walaupun kita sangat kesal, sampaikanlah dengan bahasa yang baik, benar dan halus.
• Jangan menulis sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan (berbohong).
• Jangan mengcopy-paste hasil tulisan seseorang, tetapi kita harus mencantumkan sumbernya, karna itu        melanggar norma-norma yang berlaku.
• Tulisan kita harus mempunyai tujuan yang jelas.
• Kita juga harus memperhatikan tulisan kita berdampak positif atau negatif.
• Memanipulasi, mengubah, mengilangkan merusak dengan tujuan menjadikan suatu informasi elektronis atau dokumen elektronis seperti otentik.
• Melakukan perbuatan yang menyebabkan terganggunya sistem elektronis.
• Melakukan spam untuk membuat sebuah website tidak berfungsi bisa dikategorikan dalam  perbuatan in     
   Sebenarnya masih banyak lagi unsur yang harus diperhatikan dalam tata cara etika menulis di internet.

Memang benar adanya bahwa kita mempunyai kebebasan berpendapat, tetapi kebebasan berpendapat itu juga ada batasannya yaitu hak orang lain. Selama pendapat tersebut tidak merugikan orang lain dan bermanfaat, kita tidak perlu takut untuk menulis. Yang sering saya tegaskan adalah kita harus mengerti tentang etika menulis, seperti menggunakan inisial untuk menunjuk ke seseorang jika bermaksud mengambil pengalaman tentang suatu kasus. Intinya yang harus dikritik di media adalah tindakan yang salah dan bagaimana solusinya supaya hal itu tidak terjadi lagi.

Arti Sebuah Lagu




Ebiet G Ade - Untuk Kita Renungkan

Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tegaklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat..
Singkirkan debu yang masih melekat..
Anugerah dan bencana adalah kehendakNya
Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya..
Adalah Dia di atas segalanya..
Anak menjerit-jerit, asap panas membakar
Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak berbenah
Memang, bila kita kaji lebih jauh
Dalam kekalutan, masih banyak tangan
Yang tega berbuat nista… oh
Tuhan pasti telah memperhitungkan
Amal dan dosa yang telah kita perbuat
Kemanakah lagi kita kan sembunyi
Hanya kepadaNya kita kembali
Tak ada yang bakal bisa menjawab
Mari, hanya tunduk sujud padaNya
Kita mesti berjuang memerangi diri
Bercermin dan banyaklah bercermin
Tuhan ada di sini di dalam jiwa ini
Berusahalah agar Dia tersenyum… oh
Berubahlah agar Dia tersenyum


Saya mengambil judul dari judul lagunya Ebiet .G.Ade yang ngetop di tahun 80 an, sekedar untuk membawa kita untuk sedikit merenung atau introspeksi diri.
Akhir-akhir ini, kita semua tentunya mengetahui, menyaksikan melalui berita di tv, radio ato bahkan dari koran, bahkan mungkin mengalami keganasan yang ditunjukkan oleh alam. Pernahkah kita berpikir, bahwa sesungguhnya Tuhan sedang mengirimkan suatu pesan kepada kita ? cobalah kita introspeksi diri, apa yang telah kita lakukan pada alam ini, menggunakan semaunya tanpa berusaha untuk memeliharanya, menggunakannya tanpa berusaha untuk memperbaharuinya, merusak ekosistem tanpa berusaha melindunginya, padahal manusia diciptakan untuk memelihara dan melindungi bumi ini, yang harus menjaga dan menggunakan alam ini dengan seadil mungkin.
Kemudian satu hal lagi, sudahkah kita juga berlaku adil terhadap sesama manusia terutama bangsa sendiri, tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan ? kita lihat saja contohnya konflik di daerah-daerah di negara kita ini di Indonesia, banyak dari kita telah melupakan sumpah yang telah di ucapkan Satu Nusa, satu Bangsa, Satu Bahasa dan melupakan arti dari bangsa kita yang berbunyi “Bhinneka Tunggal Ika” yang memiliki arti walaupun berbeda-beda tetapi tetapi tetap satu jua,
Kita asik dengan keegoisan masing – masing , kita merasa lebih hebat, dan kita seperti membeda-bedakan meraka.
Semua bencana itu tentunya tidak pernah lepas dari campur tangan Tuhan, Tuhan yang menguasai alam ini, yang menguasai hidup mati kita, dan Tuhan telah menunjukkan keperkasaannya dihadapan manusia yang sok perkasa, Tuhan menunjukkan kemaha adilannya dihadapan manusia yang tak pernah adil kepada alam dan kepada sesama manusia.
Melalui bencana demi bencana, marilah kita belajar kembali bagaimana menjadi orang  yang peduli dengan alam, memelihara dan memperbaiki alam yang sudah terlanjur dirusak, dan berusaha tidak lagi merusak alam yang masih tersisa dan mewarisinnya untuk anak-cucu kita juga di masa yang akan datang. Kemudian mulailah lagi menjalin hubungan  kepada sesama manusia, bukan hanya untuk Tuhan, melainkan kepada sesama kita umat manusia.