Senin, 07 Maret 2011

Arti Sebuah Lagu




Ebiet G Ade - Untuk Kita Renungkan

Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tegaklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat..
Singkirkan debu yang masih melekat..
Anugerah dan bencana adalah kehendakNya
Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya..
Adalah Dia di atas segalanya..
Anak menjerit-jerit, asap panas membakar
Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak berbenah
Memang, bila kita kaji lebih jauh
Dalam kekalutan, masih banyak tangan
Yang tega berbuat nista… oh
Tuhan pasti telah memperhitungkan
Amal dan dosa yang telah kita perbuat
Kemanakah lagi kita kan sembunyi
Hanya kepadaNya kita kembali
Tak ada yang bakal bisa menjawab
Mari, hanya tunduk sujud padaNya
Kita mesti berjuang memerangi diri
Bercermin dan banyaklah bercermin
Tuhan ada di sini di dalam jiwa ini
Berusahalah agar Dia tersenyum… oh
Berubahlah agar Dia tersenyum


Saya mengambil judul dari judul lagunya Ebiet .G.Ade yang ngetop di tahun 80 an, sekedar untuk membawa kita untuk sedikit merenung atau introspeksi diri.
Akhir-akhir ini, kita semua tentunya mengetahui, menyaksikan melalui berita di tv, radio ato bahkan dari koran, bahkan mungkin mengalami keganasan yang ditunjukkan oleh alam. Pernahkah kita berpikir, bahwa sesungguhnya Tuhan sedang mengirimkan suatu pesan kepada kita ? cobalah kita introspeksi diri, apa yang telah kita lakukan pada alam ini, menggunakan semaunya tanpa berusaha untuk memeliharanya, menggunakannya tanpa berusaha untuk memperbaharuinya, merusak ekosistem tanpa berusaha melindunginya, padahal manusia diciptakan untuk memelihara dan melindungi bumi ini, yang harus menjaga dan menggunakan alam ini dengan seadil mungkin.
Kemudian satu hal lagi, sudahkah kita juga berlaku adil terhadap sesama manusia terutama bangsa sendiri, tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan ? kita lihat saja contohnya konflik di daerah-daerah di negara kita ini di Indonesia, banyak dari kita telah melupakan sumpah yang telah di ucapkan Satu Nusa, satu Bangsa, Satu Bahasa dan melupakan arti dari bangsa kita yang berbunyi “Bhinneka Tunggal Ika” yang memiliki arti walaupun berbeda-beda tetapi tetapi tetap satu jua,
Kita asik dengan keegoisan masing – masing , kita merasa lebih hebat, dan kita seperti membeda-bedakan meraka.
Semua bencana itu tentunya tidak pernah lepas dari campur tangan Tuhan, Tuhan yang menguasai alam ini, yang menguasai hidup mati kita, dan Tuhan telah menunjukkan keperkasaannya dihadapan manusia yang sok perkasa, Tuhan menunjukkan kemaha adilannya dihadapan manusia yang tak pernah adil kepada alam dan kepada sesama manusia.
Melalui bencana demi bencana, marilah kita belajar kembali bagaimana menjadi orang  yang peduli dengan alam, memelihara dan memperbaiki alam yang sudah terlanjur dirusak, dan berusaha tidak lagi merusak alam yang masih tersisa dan mewarisinnya untuk anak-cucu kita juga di masa yang akan datang. Kemudian mulailah lagi menjalin hubungan  kepada sesama manusia, bukan hanya untuk Tuhan, melainkan kepada sesama kita umat manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar