Pemerintah berharap, dampak naiknya harga BBM bisa diredam dengan
BLSM, Raskin, Bantuan Siswa Miskin, Program Keluarga Harapan dan program
infrastruktur dasar khususnya di pedesaan.
Program BLSM sudah mulai dicairkan. Celakanya, selama penyaluran BLSM
tahap I ini, terungkap banyak kesalahan data; penerimanya sudah
meninggal, tidak dikenal atau pindah alamat; banyak warga miskin yang
seharusnya dapat BLSM justru terlewat, dan masalah lainnya. Maka
alih-alih meredam masalah, penyaluran BLSM justru berpotensi menimbulkan
konflik di masyarakat meski skalanya terbatas. Wajar saja sejumlah
kepala desa di Sukabumi menolak menyalurkan BLSM untuk saat ini.
Sudahlah begitu, besaran BLSM pun minim dibandingkan naiknya biaya
yang harus ditanggung. Begitu harga BBM naik rata-rata 33,3 % (premium
naik 44,4 % dan solar naik 22,3 %), ongkos transportasi pun naik
rata-rata 20 – 35 persen. Naiknya ongkos transportasi dibarengi oleh
lonjakan harga-harga kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari. Bahkan,
lonjakan harga-harga ini sudah menghantam rakyat sebelum harga BBM
dinaikkan, yakni sejak wacana kenaikan harga BBM bergulir. Begitu harga
BBM naik saat ini, harga yang sudah naik itu pun naik lagi. Lonjakan itu
makin terasa dan boleh jadi akan berlanjut dengan makin dekatnya bulan
Ramadhan dan lebaran, serta berbarengan tahun ajaran baru.
Isu kebijakan pemerintah yang menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
bersubsidi yang diiringi pemberia Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
(BLSM) akan dimanfaatkan oleh partai politik. Dimana, setiap partai akan
mengaku bahwa program BLSM tersebut adalah rancangan partainya. Dengan mengklaim BLSM rangangan setiap partai, maka
masyarakat akan dengan sendirinya menilai bahwa partai politik tersebut
pro rakyat. Hal ini dilakukan partai-partai politik demi Pilpres pada
2014. Instrumen politik yang akan dipakai partai yakni klaimisasi bahwa
produk ini (BLSM) buatan masing-masing partai. Pada ujungnya akan
memanfaatkan.
sumber:
http://hizbut-tahrir.or.id/2013/06/26/kenaikan-harga-bbm-atasnamakan-rakyat-menzalimi-rakyat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar