The US National Institute of Standards and Technology (NIST) mendefinisikan cloud computing sebagai sebuah bentuk layanan yang memberikan kenyamanan, akses jaringan sesuai permintaan (on-demand) ke lokasi sumber daya komputasi terkonfigurasi (misalnya, jaringan, server, penyimpanan, aplikasi, dan layanan), yang dapat dengan cepat dijalankan dan diluncurkan dengan upaya pengelolaan yang lebih mudah [1]. Cloud computing adalah gabungan antara pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dengan pengembangan berbasis internet (awan). Cloud computing merupakan sistem komputerisasi berbasis jaringan/Internet dimana suatu sumber daya, perangkat lunak, informasi dan aplikasi lainnya disediakan terpusat didalam Internet untuk dapat digunakan oleh komputer lain [2]. Cloud (awan) merupakan metafora Internet dimana awan sering digambarkan dalam diagram jaringan komputer. Cloud computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikan dalam metode komputasi dimana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet tanpa harus mengetahui spesifikasi perangkat keras maupun infrastruktur yang digunakan di dalam layanan cloud computing selama kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi. Dengan cloud computing, penggunaan sumber daya perangkat lunak, informasi, kapasitas media penyimpanan file dan penggunaan server yang banyak tidak lagi menjadi persoalan karena pengguna hanya perlu memiliki jaringan Internet, sumber daya tersebut dapat digunakan sesuai dengan tingkat kebutuhan yang diperlukan.
Teknologi Cloud computing merupakan teknologi yang berbasiskan pada permintaan pengguna, dimana layanan teknologi informasi bisa dimanfaatkan atau diakses oleh pengguna melalui jaringan Internet. Ghazizadeh (2012) berpendapat bahwa teknologi cloud computing juga bermanfaat bagi dunia pendidikan, diantaranya adalah menyediakan sumber daya dan database pendidikan (educational storage database), email, aplikasi dan perangkat pendidikan yang diperlukan dalam menjalani aktifitas perkuliahan bagi siswa dan pengajar [3]. Dengan memanfaatkan teknologi cloud computing, pengajar dapat berkomunikasi dengan siswa terkait dengan materi pengajaran seperti menyiapkan, mengunggah dan mengatur bahan ajar perkuliahan yang tersimpan didalam cloud computing, begitupun dengan para siswa dapat mengakses, mengunduh serta mengirimkan tugas dan materi perkuliahan yang ada di dalam cloud computing menggunakan perangkat mobile yang mereka miliki [3].
Kulkarni, et al. (2012) membagi cloud computing menjadi empat macam, antara lain public cloud, private cloud, community cloud dan hybrid cloud [1].
a) Public cloud merupakan sistem penyimpanan dan jaringan yang disediakan untuk masyarakat umum (general public) atau kelompok industri besar, dimana penyedia jasa layanan dimiliki dan dikelola oleh pihak ketiga (third company) [1]. Keuntungan dari public cloud adalah organisasi tidak perlu melakukan perawatan (maintanance) infrastruktur, platform maupun aplikasi tertentu, namun dapat menggunakan sumber daya tersebut dari penyedia layanan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Sedangkan kelemahan dari public cloud adalah tidak adanya jaminan keamanan data serta adanya ketergantungan pada kualitas koneksi Internet.
b) Private cloud merupakan layanan cloud computing yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi/perusahaan. Biasanya yang berperan dan bertanggung jawab agar layanan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan standar kualitas layanan yang telah ditentukan oleh organisasi itu sendiri, baik infrastruktur, platform maupun aplikasi yang ada sebagai penyedia layanan dari organisasi tersebut [1]. Keuntungan dari teknologi private cloud adalah adanya jaminan keamanan data karena dikelola sendiri oleh organisasi, menghemat bandwith internet karena layanan itu dapat diakses dari jaringan internal serta kegiatan tidak tergantung pada koneksi Internet, namun dapat digunakan pada koneksi jaringan lokal (Intranet). Perbedaan utama antara public cloud dengan private cloud dalah pada manajemen, akses dan fitur-fitur pengendalian (controlling features).
c) Community Cloud merupakan layanan cloud computing yang digunakan oleh beberapa komunitas organisasi yang memiliki misi yang sama seperti kebijakan atau tingkat keamanan yang dibutuhkan [1]. Community cloud merupakan pengembangan terbatas dari private cloud dimana cloud diatur oleh salah satu organisasi atau pihak ketiga.
d) Hybrid cloud merupakan kombinasi dari public cloud, community cloud dan private cloud. Dalam hybrid cloud, organisasi dapat memilih proses bisnis mana yang bisa dipindahkan ke public cloud dan yang tetap berjalan di private cloud. Secara entitas, hybrid cloud dapat berdiri sendiri dan tetap dihubungkan oleh suatu teknologi atau mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar cloud [1].
Model Layanan Cloud Computing
Cloud computing memiliki beberapa skema yang bisa diaplikasikan dan
disesuaikan dengan setiap kebutuhan organisasi, diantaranya adalah:
- Software as a Service (SaaS): Merupakan layanan yang disediakan oleh penyedia jasa layanan untuk memfasilitasi pengguna agar memperoleh sumber daya perangkat lunak yang dapat digunakan melalui jaringan dengan memanfaatkan infrastruktur cloud yang ditawarkan [4], sehingga para pengguna layanan dapat memanfaatkan sumber daya perangkat lunak yang telah disediakan oleh penyedia layanan dengan cara berlangganan dan tidak perlu mengeluarkan investasi baik untuk in-house development ataupun pembelian lisensi.
- Platform as a Service (PaaS): Merupakan layanan platform yang disediakan oleh penyedia layanan untuk para pengguna dalam mengembangkan suatu aplikasi yang dibutuhkan dengan menggunakan sarana dan bahasa pemrograman tertentu, tentunya aplikasi yang dikembangkan hanya dapat berjalan didalam platform tersebut [4].
- Infrastructure as a Service (IaaS): Merupakan layanan infrastruktur terintegrasi dengan menawarkan layanan seperti mesin virtual yang dapat digunakan sebagai layanan seperti media penyimpanan, memori, sistem operasi dan lain-lain yang dibutuhkan oleh para pengguna untuk mendukung aplikasi yang dimilikinya [4]. Secara teknis, penyedia jasa layanan menyediakan sebuah virtual server dengan IP address yang unik sehingga pengguna dapat menggunakan Application Program Interface (API) yang diintegrasikan kedalam layanan tersebut, yang tentunya para pengguna lebih fleksibel dalam hal konfigurasi, menambah, mengurangi kapasitas sesuai yang dibutuhkan tanpa mengetahui spesifikasi perangkat keras yang disediakan oleh penyedia jasa layanan selama kebutuhan dapat terpenuhi.
Karakteristik Cloud Computing
Secara umum, karakteristik cloud computing dibagi menjadi lima macam, antara lain:
- On Demand Self Service merupakan layanan-layanan yang diberikan di dalam cloud yang tidak bersifat permanen pada infrastruktur teknologi informasi karena penggunaannya berdasarkan kebutuhan dari pengguna. Pengguna dapat menggunakan dan mengelola layanan tersebut tanpa adanya interaksi dengan penyedia jasa layanan, hal tersebut dikarenakan pengadaan dan perlengkapan layanan serta sumber daya yang terkait sudah tersedia secara otomatis pada penyedia jasa layanan [4].
- Broad Network Service merupakan layanan cloud computing yang terhubung melalui jaringan agar dapat diakses melalui Internet, baik menggunakan kabel, wireless atau media lain seperti mobile phone, laptop atau smartphone [4].
- Resource Pooling merupakan penyedia jasa layanan cloud yang memberikan layanan melalui sumber daya yang dikelompokkan di satu atau berbagai lokasi pusat data yang terdiri dari sejumlah server dengan mekanisme multi-tenant. Mekanisme multi-tenant memungkinkan sejumlah sumber daya komputasi tersebut digunakan secara bersama-sama oleh sejumlah pengguna di Internet, dimana sumber daya tersebut baik yang berbentuk fisik maupun virtual dapat dialokasikan secara dinamis untuk kebutuhan sesuai permintaan pengguna [4].
- Rapid Elasticity merupakan sebuah layanan dimana kapasitas komputasi yang disediakan dapat secara elastis dan cepat disediakan baik untuk penambahan maupun pengurangan kapasitas yang dibutuhkan. Dengan adanya kemampuan tersebut, ketersediaan kapasitas penyimpanan data yang diperlukan dapat terpenuhi [4].
- Measured service merupakan layanan yang memungkinkan sistem cloud disediakan secara otomatis yang dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya dengan suatu sistem yang dapat mengukur penggunaan sumber daya komputasi yang digunakan (memory storage, processor, bandwith, active user account, dll) [4]. Dengan demikian, jumlah sumber daya yang terpakai dapat diukur secara transparan dan menjadi dasar bagi pengguna untuk membayar biaya penggunaan layanan cloud yang dipakai.
Mobile Cloud Computing
Kovachev et al. (2011) mendefinisikan mobile cloud computing sebagai
kombinasi antara teknologi cloud computing, infrastruktur komunikasi
wireless, perangkat komputasi portable, layanan berbasis lokal dan
mobile web. Kombinasi teknologi tersebut sebagai model dasar komputasi
baru yang memungkinkan pengguna dapat mengakses data dengan kapasitas
penyimpanan tanpa batas secara online [5]. Teknologi mobile cloud
memindahkan kekuatan komputasi dan penyimpanan data dari perangkat
mobile ke dalam cloud. Perangkat mobile tidak membutuhkan kekuatan
konfigurasi seperti kecepatan Central Processing Unit (CPU) dan
kapasitas memori karena semua modul komputasi sudah diproses di dalam
cloud [6]. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa mobile cloud
computing merupakan kegiatan pemrosesan dan penyimpanan data ke dalam
infrastruktur cloud dan menjadikan perangkat mobile sebagai interface
untuk mengakses layanan tersebut.
Prosedur pelayanan mobile cloud computing adalah pengguna yang memiliki
perangkat mobile memperoleh layanan berupa katalog dari interface yang
mengharuskan pengguna mengirimkan sejumlah data mereka ke dalam sistem
yang ada di cloud. Setelah itu pemrosesan data tersebut akan diatur dan
dicocokkan antara konfigurasi perangkat yang digunakan dengan sistem
layanan yang disediakan sehingga data dapat diterima oleh pengguna
dengan tepat tanpa adanya kesalahan [7].
Lei Yang et al. (2012) menjelaskan ada tiga pendekatan dalam mobile
cloud computing, antara lain memperluas akses layanan cloud computing
pada perangkat mobile, memungkinkan perangkat mobile bekerja sama
sebagai penyedia layanan cloud dan menambah eksekusi aplikasi mobile
pada teknologi cloud computing [8]. Pada pendekatan pertama, user
menggunakan perangkat mobile sesering mereka menggunakan web browser
untuk mengakses software atau layanan aplikasi yang ditawarkan oleh
cloud. Mobile cloud sering dilihat sebagai Software-as-a-Service (SaaS)
dalam suatu cloud dimana seluruh komputasi dan penanganan data biasanya
disajikan di dalam cloud. Sedangkan pada pendekatan yang kedua, mobile
cloud computing memanfaatkan sumber daya pada perangkat mobile yang
dimiliki oleh pengguna untuk memberikan layanan cloud secara virtual.
Pada pendekatan ketiga, mobile cloud computing menggunakan sistem
pemrosesan dan penyimpanan data pada cloud sebagai suatu aplikasi yang
berjalan pada perangkat mobile. Mobile cloud dianggap sebagai
Infrastructure-as-a-Service (IaaS) atau Platform-as-a-Service (PaaS) di
dalam cloud yang berpengaruh untuk menambah kemampuan perangkat mobile
melalui sebagian atau keseluruhan offloading dari suatu komputasi dan
penyimpanan data pada perangkat mobile.
Dalam e-learning, sistem kelas pengajaran yang berbasis mobile cloud
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah keterbatasan
kapasitas penyimpanan data, terutama aktifitas pengajaran tidak hanya
dapat dilakukan di kelas maupun dalam lokasi tertentu. Dengan hadirnya
teknologi cloud computing dan mobile computing dan penggabungan kedua
teknologi tersebut, masalah keterbatasan dapat diatasi. Hal tersebut
dikarenakan teknologi cloud memberikan layanan bagi pengajar untuk
memberikan informasi pembelajaran dengan kapasitas yang besar,
pemrosesan data yang lebih cepat dan kemampuan baterai yang tahan lama
dan akses kedalam sistem dapat dilakukan dimanapun melalui jaringan
Internet. [8]. Keuntungan mengombinasikan teknologi cloud computing
dengan mobile computing dalam e-learning yaitu meningkatkan kualitas
komunikasi antara siswa dengan pengajar. Dengan adanya teknologi mobile
cloud, siswa dapat berinteraksi dengan pengajar dimana saja, begitu juga
dengan para pengajar yang dapat memperoleh informasi mengenai
pengetahuan siswa tentang suatu materi dan menjawab pertanyaan tersebut
di waktu yang tepat [6].
Karakteristik Mobile Cloud Computing
Song et al. (2011) membagi karakteristik mobile cloud computing menjadi empat macam [7], antara lain:
- Perangkat keras dari perangkat mobile dan independensi sistem. Seluruh komputasi dibawa ke dalam cloud yang tersimpan di server, oleh karena itu mobile cloud computing tidak hanya bisa digunakan pada smartphone tetapi juga pada perangkat mobile lainnya yang tidak berbasis smartphone.
- Effectiveness of task processing: Dengan adanya teknologi cloud, interface hanya membutuhkan input dan output sementara hasilnya dapat dilihat langsung pada perangkat mobile masing-masing pengguna.
- Convenience of sharing data: Data dalam jumlah besar disimpan di dalam cloud yang ada pada server sehingga memungkinkan berbagi data dengan nyaman. Jika bandwith cukup besar, kegiatan berbagi data dapat dilakukan dengan lancar dan mudah menggunakan perangkat smartphone.
- Elimination regionality: Mobile cloud computing menghapuskan batasan regionalitas sehingga memungkinkan pengguna untuk memperoleh apa yang diinginkan kapanpun dimanapun di internet.
Referensi
[1] Kulkarni,
G.; Gambhir, J.; Patil, T.; Dongare, A.;, "A Security Aspects in Cloud
Computing," Software Engineering and Service Science (ICSESS), 2012 IEEE
3rd International Conference on, vol., no., pp. 547-550, 22-24 June
2012
[2] Xiaoli
Li; Jinhua Chen; Min Luo;, "A Simple Security Model Based on Cloud
Reference Model," Distributed Computing and Applications to Business,
Engineering and Science (DCABES), 2011 Tenth International Symposium on,
vol., no., pp. 155-159, 14-17 Oct. 2011
[3] Ghazizadeh,
A.;, "Cloud Computing Benefits and Architecture in E-Learning,"
Wireless, Mobile and Ubiquitous Technology in Education (WMUTE), 2012
IEEE Seventh International Conference on, vol., no., pp. 199-201, 27-30
March 2012
[4] Cloud
Security Alliance; “Security Guidance for Critical Areas of Focus in
Cloud Computing”; Security Guidance for Critical Areas of Focus in Cloud
Computing V2.1; originally released in April 2009
[5] Dejan
Kovachev; Yiwei Cao; Ralf Klamma;, “Mobile Cloud Computing: A
Comparison of Application Models” Information Systems & Database
Technologies RWTH Aachen University, CoRR, Vol. abs/1107.4940, Submitted
on 25 Jul 2011
[6] Hoang
T. Dinh; Chonho Lee; Dusit Niyato; Ping Wang;, “A Survey of Mobile Cloud
Computing: Architecture, Applications, and Approaches” Journal of Wiley
Wireless Communications and Mobile Computing (WCMC), pp. 1-38, October
2011
[7] Weiguang
Song; Xiaolong Su;, "Review of Mobile Cloud Computing," Communication
Software and Networks (ICCSN), 2011 IEEE 3rd International Conference on
vol., no., pp. 1-4, 27-29 May 2011
[8] Lei
Yang; Jiannong Cao; Shaojie Tang; Tao Li; Alvin T. S. Chan;, “A
Framework for Partitioning and Execution of Data Stream Applications in
Mobile Cloud Computing” Cloud Computing (Cloud), 2012 IEEE 5TH
International Conference on, vol., no., pp. 794-802, 24-29 June 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar