Senin, 29 November 2010

AGAMA DAN MASYARAKAT

            Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejaraha dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat hidup, tentang  Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan religi, dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya para tasauf.

            Peranan  agama dalam kehidupan sosial menyangkut dua hal yang sudah tentu hubungannya erat, memiliki aspek-aspek yang terpelihara. Yaitu pengaruh dari cita-cita agama dan etika agama dalam kehidupan individu dari kelas sosial dan grup sosial, perseorangan dan koleksitivitas, dan mencakup kebiasaan dan cara semua unsur asing agama diwarnai. Yang lainnya juga menyangkut organisasi dan fungsi dari lembaga agama sehingga agama dan masyarakat itu terwujud kolektivitas ekspresi nilai-nilai kemanusiaan.

            Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber dalam kerangka acuan yang bersifat sakral. Dalam setiap masyarkat sanksi sakral mempunyai kekuatan memaksa istimewa, karena ganjaran dan hukumannya bersifat duniawi dan supramanusiawi dan ukhrowi

            Fungsi agama dalam kehidupan manusia adalah fungsi penentu dimana agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota beberapan masyarakat maupun dalam kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka.

            Fungsi agama sebagai sosialisasi kehidupan ialah individu, pada saat ia tumbuh  menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacama tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitasnya dalam masyarakat, dan berfungwsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Orang tua dimanapun tidak tidak mengabaikan upaya moralisasi anak-anaknya, seperti pendidikan agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk memperoleh keselamatan sebagai tujuan utamanya.

            Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi penting dalam agama. Salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat semakin terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menghadapi masalah kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas, sering kali dengan pengorbanan lingkungan yang sakral.

            Agama begitu universal dan mengatur dalam kehidupan sehingga tidak memahami agama akan sukar memahami masyarakat. Dimensi ini mengidentifikasi pengaruh-pengaruh kepercayaan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan keagamaan di dalam kehidupan sehari-hari. Tergantung makna ajaran kerja dalam pengertian teologis

            Kebiasaan pandangan  emosional akibat agama dengan segala sifatnya melibatkan nilai-nilai dasar yang menyebankan agama itu hampir tidak mungkin dipandang dengan sikap yang netral. Pengamat biasanya sampai pada kesimpulan, bahwa agama bersifat mengelabui pikiran dan terbelakang, atau menyimpulkan agama bagi penganutnya terbaik dan tertinggi. Bila pengamat tadi menguraikannya secara ilmiah, maka ia akan memperlihatkan pandangan yang sifatnya menyalahkan atau membenarkan

            Agama melalui wahyunya atau kitab sucinya memberikan petunjuk kepada manusia memennuhi kebutuhan mendasar, yaitu selamat di dunia dan selamat di akhirat, di dalam perjuangannya tentu tidak boleh lalai. Untuk kepentingan tersebut perlu jaminan yang memberikan rasa aman bagi pemeluknya. Maka agama masuk dalam sistem kelembagaan dan menjadi sesuatu yang rutin.. Agama menjadi salah satu ospek kehidupan semua kelompok sosial, merupakan fenomena yang menyebar mulai bentuk perkumpulan manusia, keluarga, kelompok kerja, yang dalam beberapa hal penting bersifat keagamaan.

            Dari contoh sosial, lembaga keagamaan berkembang sebagai pola ibadah, pola ide-ide, ketentuan dan tampil sebagai bentuk asosiasi atau organisasi. Pelembagaan agama puncaknya terjadi pada tingkat intelektual, tingkat pemujaan dan tingkat organisasi

            Tampilnya organisasi agama adalah akibat adanya perubahan batin atau kedalaman keagamaan, mengembangi perkembangan masyarakat dalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan dan sebagainya. Agama menuju ke pngkhusussan fungsional. Pengaitan agama tersebut mengambil bentuk dalam berbagai corak organisasi keagamaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar