Senin, 29 November 2010

ILMU PENGETAHUAN,TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

           
            Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah. Bukan membahas tujuan ilmu, melainkan mendukung dalam mencapai tujuan ilmu itu sendiri, sehingga benar-benar objektif, terpeas dari prasangka pribadi yang bersifat subjektif. Sikap yang bersifat ilmiah itu meliputi 4 hal :
1. tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif
2.  selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta dan gejala dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3.  Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yangtidak dapat diubah maupun terhadap alat indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4. merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.

            Teknologi yang berkembang dengan pesat, meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Masa sekarang nampaknya sulit memisahkankan kehidupan manusia dengan teknologi, bahkan sudah merupakan kebutuhan manusia. Awal perkembangan teknik yang sebelumnya merupakan bagian dari ilmu atau bergantung dari ilmu, sekarang ilmu dapat pula bergantung pada teknik. Contohnya dengan berkembang pesatnya teknologi komputer dan satelit ruang angkasa, maka diperoleh pengetahuan baru dari hasil kerja kedua produk teknologi tersebut.

Teknologi tepat guna sering tidak berdaya menghadapi teknologi  Barat, yang sering masuk dengan ditunggangi oleh segelintir orang atau kelompok yang bermodal besar. Ciri-ciri teknologi Barat tersebut adalah :
1. Serba intensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja dan lain-lain, sehingga lebih akrab dengan kaum elit daripada dengan buruh itu sendiri.
2. Dalam struktur sosial, teknologi Barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan
3. Kosmologi atau pandangan teknologi Barat adalah menganggap dirinya sebgai pusat yang lain, waktu berkaitan dengan kemajuan secara linier, memahami realitas secara terpisah dan berpandang manusia sebagai tuan atau mengambil jarak dengan alam.           

Kaitan Ilmu dan teknologi dengan nilai dan moral, berasal dari ekses penerapan ilmu dan teknologi itu sendiri. Dalam hal ini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan :
1. Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi adalah bersifat netral terhadap nlai-nilai baik secara ontologis, soal penggunaannya terserah kepada si ilmuwan itu sendiri, apakah digunakan untuk tujuan baik atau buruk. Golongan ini berasumsi bahwa kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga nilai-nilai kemanusiaan lainnya dikorbankan demi teknologi
2. Golongan yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi itu bersifat netral hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam penggunaan dan penelitiannya harus berlandaskan dalam asas-asas moral atau nilai-nilai. Golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui ekses-ekses yang telah terjadi apabila ilmu dan teknologi salah dipergunakan

Upaya untuk menjinakkan teknologi diantaranya adalah
1. Mempertimbangkan atau bila perlu mengganti kriteria utama dalam menolak atau menerapkan suatu suatu inovasi teknologi yang berdasarkan pada keuntungan ekonomis atau sumbangannya kepada pertumbuhan ekonomi
2. Pada tingkat konsenkuensi sosial,  penerapan teknologi harus merupakan hasil kesepakatan ilmuwan sosial dari berbagai disiplin ilmu.


Berdasarkan ukuran mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a. tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan dsb
b. tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri, sperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha
c.  tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar, karena harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan
d.  kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas, berusaha apa saja
e.  banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan

Kalau kita menganut teori fungsionalis dari statifikasi maka kemiskinan pun memiliki sejumlah fungsi yaitu
1.  Fungsi ekonomi : penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas
2. Fungsi sosial : menimbulkan alturuisme dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya sebagai ukuran kemajuaan bagi kelas lain dan meransang munculnya badan amal
3. Fungsi kultural :  sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan dan  memperkaya budaya saling mengayomi antar sesama manusia
4. Fungsi politik ; berfungsi sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk musuh bersaingbagi kelompok lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar